Rabu, 30 Juni 2010

Tips Bersepeda Gunung

Sepeda gunung merupakan salah satu olahraga extreme yang sekarang ini banyak diminati oleh para pesepeda di dunia. Banyak diantara mereka yang beralih tunggangan ke sepeda gunung. Akan tetapi, sebelum kita melaju di trek-trek downhill, akan lebih baik jika kita mengetahui dan memahami teknik-teknik yang wajib dikuasai oleh para rider MTB seperti yang dipaparkan oleh Hans Rey kepada majalah cycling berikut ini :

1. Di lintasan miring yang licin
Menyusuri lereng gunung atau bukit yang miring memerlukan teknik tersendiri. Karena salah-salah ban malahan kehilangan traksi. Parahnya lagi bagi yang tidak tahu dan menekan rem kuat-kuat dalam situasi seperti ini, yang ada sepeda berikut ridernya merosot ke bawah. Untuk iti, di dunia ini selalu ada trik, jangankan hanya untuk melewati trek off camber (lintasan miring yang licin).
Nah bagaimanakah caranya?? Perlakukan trek off camber itu layaknya seperti ketika menghadapi tikungan saja. Hindari menggenjot saat sedang melewati trek seperti ini. Tentukan dulu kecepatan sepeda sebelum memasuki trek. Bila terpaksa harus menggenjot, lakukan perlahan-lahan dengan halus. Pusatkan berat tubuh ke pedal. Teknik ini sangat efektif menjaga ban tetap menggigit tanah. Cukup berdiri di atas pedal, dan terus menggenjot sampai melewatinya. Selalu ambil jalur tengah. Hindari mengambil bagian atas trek, karena begitu ban depan sepeda menajak akan menyebabkan tubuh Anda terhempas ke tepi jurang. Yang lebih tragis lagi Anda terpaksa menyaksikan sepeda kesayangan jatuh terperosok ke jurang.
2. Kapan menggunakan rem depan
Mayoritas turunan single track memiliki ‘braking bump’ di bawah tiap tikungan tajamnya bagi mayoritas rider yang ‘paranoia’ menekan rem belakang. Tapi sebenarnya yang dapat menghentikan, atau mengurangi laju sepeda pada turunan, hanyalah rem depan. Kuasai rem depan dan Anda akan menjadi “master bersepeda”. Sesanya hanya menggenjot.
Caranya? Mulailah dengan menempatkan satu jari di brake lever depan dan dua untuk belakang. Dengan begini, saat panik Anda tidak akan menekan rem ‘berlebihan’.
Biasakan mengerem sebelum memasuki tikungan atau turunan tajam. Rem depan tidak akan selip walau ditekan kuat-kuat selama tidak dalm posisi menikung.
Hindari men-drag remselama turun, karena hal itu hanya akan membuat suspensi terasa kasar dan mengeluarkan sepeda dari jalur. Tanpa rem, sepeda dapat menikung serta dikendalikan dengan baik.
Gunakan rem seperlunya, itu juga dengan interval yang pendek-pendek untuk mengendalikan turunnya sepeda. Pelankan laju sepeda saat menghadapi medan licin dan kurang traksi. Lepaskan rem untuk melaju di ‘technical section’. Ini mungkin bertentangan dengan logika berpikir Anda, tapi nyatanya tidak.
Banyak biker yang melibas medan-medan mudah dengan kecepatan penuh. Akibatnya, pad bagin ‘technical’ mereka akan melaju tak terkendali. Perhatikn traksi yang mungkin didapat saat menggunakan rem depan. Tumpuan berat ada di ban depan saat turun. Artinya rem depan harus lebih banyak digunakan ketimbang belakang agar ban tidak selip. Pasang telinga untuk mengetahui apakah ban ‘ngesot’.

3. Melewati rintangan

Batu, kayu, atau objek apapun yang lebih tinggi dari as roda depan bisa dilewati tanpa harus turun dari sepeda [lalu mengangkatnya].
How? Kayuh sepeda perlahan. Yang perlu dicermati adalah momentum, karena tanpa momentum tidak mungkin Anda dapat melewati rintangan tersebut. Ketika mendekati rintangan, condongkan badan kebelakang, lalu tarik setang untuk mengangkat ban depan. Begitu ban depansudah berada di atas rintangan, giliran menyondongkan tubuh ke dapan dan pindahkan tumpuan berat tubuh ke setang.
Tanpa adanya beban di bagian belakang akan ikut terangkat. Semua dilakukan dengan cepat, jangan sampai ban belakang membentur rintangan terlebih dahulu.

4. Melompati celah

Melewati celah di lintasan menjadi mudah bila Anda menguasai teknik melewati rintangan seperti di atas. Caranya mirip : kayuh sepeda dengan kecepatan rendah. Anda memerlukan momentum yang cukup agar ban belakang bisa selamat sampai seberang.
Condongkan tubuh ke belakang, tarik setang dan angkat ban depan sekitar dua kaki di atas permukaan trail. Lakukan ini beberapa saat sebelum ban depan jatuh memasuki celah.
Begitu ban depan sepeda terangkat, saatnya tiba untuk memindahkan berat tubuh ke depan. Dengan begini ban belakang tidak memiliki beban, dan dengan dibantu momentum maka ban belakang akan ikut terangkat melewati celah.

5. Di trek berbatu

Sama seperti lintasan lainnya, lintasan berbatu juga banyak macamnya, mulai dari yang mendatar, menanjak, sampai menurun. Berbeda-beda tapi satu juga. Maksudnya walau jenisnya banyak, tapi pada dasarnya cara melewatinya sama seperti lintasan lainnya.
Menjelang trek berbatu, suspensi dapat mengurangi kecepatan sepeda Anda, terutama pada kecepatan rendah. Pada kecepatan sepeda setara orang berjalan, sepeda akan berhenti saat menghantam batu besar. Jaga kecepatan Anda dan persiapkan tubuh bagian atas untuk menahan guncangan.
Pilihlah jalur yang sedikit ‘lebih baik’, artinya permukaan batuannya tidak terlalu menjulang disbanding sekitarnya. Di trek seperti ini yang namanya menghantam batu besar sangat sulit dihindari, namun sebisa mungkin pilih jalur yang lurus.
Kayuhlah sepeda dengan posisi gear satu tingkat lebih tinggi dari posisi gigi yang biasa Anda gunakan pada saat melintasi jalan rata. Tujuannya agar ban belakang tidak spin saat Anda kehilangan keseimbangan.
Selalu siapkan diri untuk pindah jalur. Lihat ke depan agar tidak kehilangan arah tujuan. Kalau sampai keluar jalur, tetap awasi trek yang telah ditetapkan sebelumnya. Kayuh pedal dengan halus dan kembali ke jalur pertama Anda.
Yang paling baik sebenarnya terus mengayuh di sepanjang trek, namun di lapangan semua bisa berubah. Bila harus menggunakan rem, tekan kedua brake lever bersamaan [catatan: teknik ini hanya dianjurkan pada trek dengan permukaan batu kecil; saat menemui batu besar disarankan untuk tidak menggunakan rem]. Satu hal lagi: bila ban depan berhenti teruslah kayuh.

6. Trek berpasir

Trek berpasir menghabiskan banyak tenaga untuk melewatinya. Disamping itu masih banyak efek negatif bagi rider dan sepedanya, seperti sulitnya membelokkan setang, serta ban belakang yang terhisap makin dalam setiap kali kita mengayuh pedal.
Trik paling mudah, pakai ban lebar ber-tread kecil. Namun bagaimana trek berpasir hanya seperempat dari total trek keseluruhan? Tentunya banyak rider meninggalkan ban jenis ini dan memilih menggunakan ban normal.
Berbeda dengan ban pasir yang dapat dengan mudah melewatinya, pada ban normal dibutuhkan teknik khusus untuk dapat melewatinya.
Cara termudah adalah dengan mengikuti jejak ban rider lain. Atur kecepatan sepeda dan posisikan ban sepeda tepat pada jejak. Kayuh pedal dengan halus, jaga keseimbangan agar ban tetap berada dalam jejak. Jangan memberi tekanan pada setang, biarkan setang mengikuti jejak yang ditinggalkan.
Bagaimana kalu tidak ada jejak? Gampang: jaga keseimbangan tubuh agar berada di tengah antara ban depan dan belakang, serta jaga agar berat tubuh tidak tertumpu pada sadel. Lewati trek pasir dengan gear rendah dan chain-ring tengah, sehingga Anda tetap dapat mengayuh kuat.
Anggaplah trek berpasir ini seolah permainan, jangan pernah menyerah sampai Anda jatuh. Bangunlah lagi, maikan lagi!

7. Turunan

Rider yang ‘sedikit’ berani akan melahap drop-drop kecil, namun banyak juga yang turun dan mengangkat sepedanya sambil berlari-lari, dengan harapan menghindari endo (roda belakang terangkat). Melewati drop membutuhkan lebih dari sekedar kecepatan dan komitmen.
Dekati drop dengan kecepatan setara orang berlari__bisa lebih cepat kalu di bawah hanya ada sedikit objek. Begitu berada tepat ditepian drop, mundurkan badan ke belakang, hentakkan setang untuk mengangkat ban depan sekitar enam inci dari permukaan.
Lutut dalam keadaan menekuk dan pedal pada posisi horizontal terhadap permukaan landasan. Dijamin pendaratan Anda akan mulus.
Teknik ini bisa diaplikasikan untuk drop dengan ketinggian hingga satu setengah meter. Pelajari [dan latih] teknik ini disekitar rumah Anda dulu, sebelum mempraktekkannya di lintasan sesungguhnya nanti.

8. Tanjakan

Banyak rider yang lebih memilih menghindari jalan menanjak. Namun segala sesuatu yang naik, pasti akan turun bukan? Jadi jangan khawatir, akan ada ‘bonus’ turunan menanti, tiap kali Anda melewati tanjakan. Jadi ketimbang menghindarinya, lebih baik melahapnya.
Sebelum tiba dio tanjakan, pasang gearing position di level rendah. Turunkan gear ke bawah untuk memberi Anda momentum dan kecepatan dibagian awal tanjakan. Lalu tentukan sejak awal jalur yang akan Anda lewati.
Tetap duduk di sadel. Begitu memasuki bagian curam, maju dan duduki bagian hidung sadel (nose). Condongkan tubuh bagian atas ke depan untuk menjaga agar ban depan tetap menjejak di tanah. Sekali lagi, jangan sekali-kali berdiri.
Mengayuh saat duduk di nose sadel memang amat sangat menyiksa. Utamanya bagi otot paha bagian depan, karena kaki tidak merenggang dengan baik. Namun dibalik itu, sebenarnya posisi ini membantu memberi traksi ke ban belakang.
Jangan menyerah bila ban belakang spin (berputar tanpa traksi). Pindahkan tumpuan berat ke belakang dan terus mengayuh.

9. Turun melewati celah

Bekas jejak [sepeda] downhill seringkali menimbulkan bekas mendaln di turunan. Menghindari jejak ini merupakan cara terbaik, namun tak jarang pula kita mau tak mau harus melewatinya.
Sebelum menjajal celah (rut) besar. Berlatihlah dengan rut yang lebih kecil. Hal ini sangat penting untuk membiasakan keseimbangan di atas sepeda.
Satu lagi, sebelum turun dengan kedua kaki di pedal, coba dulu dengan salah satu kaki turun. Bila rut berbelok ke kanan, turunkan kaki kanan, begitu pula sebaliknya. Tetap dalam posisi duduk, mundurkan tubuh ke belakang dan gunakan rem belakang lebih banyak dari biasanya. Pemakaian rem depan yang berlebihan menyebabkan ban depan kehilangan kemampuan manuvernya. Biarkan ban depan terus berjalan. Selalu melihat ke depan dan hindari menatap ke bagian depan bawah sepeda.
Bila Anda kehilangan keseimbangan, jangan ragu untuk menurunkan kaki sebelah. Namun ingat untuk selalu menempatkan satu kaki di pedal.

10. Tikungan tajam

Tikungan tajam (switchback) sangat sering dijumpai saat Anda bermain MTB. Tak jarang, saking tajamnya, bentuk tikungan bisa mendekati putaran 180 derajat alias balik arah.
Ada dua teknik yang bisa digunakan untuk melakukan switchback. Yang pertama mengangkat ban belakang dengan menekan rem depan, lalu mengangkat ban depan sebagai pivot. Kedua melaluinya seperti melalui tikungan biasa. Teknik yang kedua ini yang akan dibahas.
Dekati tikungan dengan kecepatan pelan. Sering-sering gunakan rem depan dan belakang bersamaan. Berat ditumpukan ke kedua ban.
Lalu, putar setang dengan tajam. Kuncinya adalah dengan melakukan putaran sebelum memasuki bagian kedua putaran. Condongkan tubuh ke depan. Lihat ke sekeliling tikungansampai trek turun di bawah, dan biarkan gravitasi menuntun sepeda Anda.
Kebanyakan rider memilih untuk berdiri di atas pedal ketimbang duduk, terutama saat switchback menanjak. Bedanya, pada switchback menanjak, tumpuan berat lebih ke ban belakang untuk memberi traksi. Biarkan ban depan bergerak kemana-mana asalkan ban belakang memiliki traksi.
Karena kecepatan Anda pasti lambat, tidak perlu menyondongkan badan. Kendali sepeda cukup dilakukan melalui setang.

Siapa Nenek Moyang Sepeda di Dunia

Siapa nenek moyang sepeda didunia? Apakah Anda tahu siapa kira-kira?

Inilah nenek moyang sepeda yang mungkin selama ini belum Anda ketahui, sebagaimana di ungkapkan b2wbogor.org, silahkan simak.

Seperti ditulis Ensiklopedia Columbia, nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Prancis. Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda.
Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih sangat “primitif”. Ada yang bilang tanpa engkol, pedal tongkat kemudi (setang). Ada juga yang bilang sudah mengenal engkol dan setang, tapi konstruksinya dari kayu.
Adalah seorang Jerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn yang pantas dicatat sebagai salah seorang penyempurna velocipede. Tahun 1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden, ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi, model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang Baron sebagai dandy horse.
Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan “mesin” khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun sudah “berani” menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).
Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan penemu Prancis, Ernest Michaux pada 1855, dengan membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang Prancis lainnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang.
Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker (penggoyang tulang).
Sehingga tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga roda yang dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang.
Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik.

sumber :zonasepeda.com

Sepeda Selain Hobi Ternyata Punya Pengaruh Besar Bagi Kesehatan

Sepeda, selain hobi ternyata berpengaruh besar terhadap kesehatan Anda. Ternyata presiden juga sangat respon terhadap gerakan bersepeda. Inilah pengaruh sepeda terhadap kesehatan Anda.

Silahkan Anda simak selengkapnya sebagaimana disampaikan oleh zonasepeda.com dibawah ini.

Bersepeda dan Kesehatan
Bersepeda secara rutin tidak akan membuat kita berpergian lebih cepat dari kendaraan bermotor atau mobil itulah anekdot dari bersepeda Bersepeda akan sangat bermanfaat untuk kesehatan dan menjaga tubuh kita selalu dalam keadaan bugar.

Bersepeda dan Manfaat untuk Hati dan Jantung
Dengan bersepeda tiap hari akan melatih nafas kita untuk bernafas lebih panjang di bandingkan dengan orang yang tidak bersepeda, bersepeda lebih efektif dibandingkan dengan senam erobic dan lebih mengasikan.

Bersepeda merupakan salah satu bentuk olah raga yang paling efektif dan murah untuk mencapai kesehatan yang mahal harganya. Sebagai contoh, bersepeda dan mengurangi resiko serangan jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes, untuk itulah kenapa bersepeda merupakan salah satu sarana untuk hidup sehat.

Hasil penelitian menyebutkan bersepeda dalam jarak yang pendek dan sering dilakukan akan mengurangi kematian kurang lebih 22%.

Bersepeda dan Berat badan
Bersepeda dapat dijadikan salah satu program untuk mengurangi berat badan. Dengan bersepeda kita sama saja membakar energy kita yang dihasilkan dari makanan yang kita konsumsi semisal coklat dan sedikit minuman beralkohol (sekitar 300 kalori).

Hanya dengan 15 menit bersepeda dari rumah ke kantor kita 5 – 6 kali dalam seminggu, kita telah berhasil mengurangi berat badan kita 11 pounds dalam satu tahun.

Bersepeda dan Mood (semangat)
Bersepeda memberikan efek yang positif pada perasaan dan suasana hati kita. Bersepeda dapat mengurangi depresi, strees, meningkatkan mood dan memotivasi diri kita. Sebagai contoh dengan bersepeda kita dapat melihat lingkungan sekitar secara lebih seksama, bersosialisasi dengan lingkungan, menikmati pemandangan alam dan udara yang segar. Bonus dari semua itu adalah kesehatan.

Bersepeda dan Polusi udara
Jika tidak perlu kuatir dengan polusi udara yang disebabkan lalulintas kendaraan, hasil penelitian menyebutkan orang yang bersepeda lebih sedikit terkena polusi udara dari pada orang yang naik kendaraan bermotor. Hal ini di mungkinkan karena orang yang bersepeda bernafas lebih teratur dan menghisap oksigen lebih banyak.

Helm Sepeda
Jangan melupakan benda satu ini, meski sampai sekarang masih banyak anggapan bahwa memakai helm saat bersepeda itu bukan suatu hal yang penting anggapan tersebut salah. dengan memakai helm dapat mengurangi resiko terjadinya kecelakaan jika kita jatuh atau kecelakaan lainnya. Untuk mendapatkan Helm sesuai dengan keamanan dan kenyamanan bersepeda kita dapat mengunjungi toko sepeda terdekat disana kita bisa mendapatkan banyak pilihan ukuran yang sesuai dengan ukuran kepala kita. Dengan Helm bersepeda menjadi lebih aman dan nyaman.

Tokoh Inspirasi Bike To Work Indonesia

Toto Sugito mungkin tidak akan menyangka, idenya yang sederhana bersama teman-teman penggemar sepeda gunung dari JPG (Jalur Pipa Gas), akan banyak menginspirasi orang untuk bersepeda ke kantor atau lebih dikenal bike to work.


Ingin tahu lebih jauh lagi silahkan simak selengkapnya sebagaimana disampaikan oleh b2wbogor.org.


Berawal dari keprihatinannya terhadap tingkat polusi di Jakarta yang mengkhawatirkan. Bayangkan, pada tahun 2005 Jakarta menempati urutan ke-3 sebagai ibukota paling polutan sedunia. Om Toto-begitu biasa ia dipanggil- prihatin dengan keadaan Jakarta dan bertekad untuk mengurangi polusi di Indonesia dengan bersepeda.

Sehari-hari ia menggunakan sepeda dari rumahnya ke tempat kerjanya di daerah Kuningan. Ia pun menggalang teman-teman yang memiliki kesamaan minat dan terbentuklah komunitas Bike To Work (B2W). Semakin lama, komunitas ini semakin diminati bahkan didukung oleh pemerintah DKI Jakarta.

Tanggal 27 Agustus 2005, bertempat di Balai Kota, Bike To Work dideklarasikan. Dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan 700 pesepeda dari seputar Jabodetabek. Hari itu dianggap sebagai hari ulang tahun Bike To Work.

Sejak saat itu gerakan Bike To Work semakin menggeliat. Anggotanya bertambah dari ratusan, ribuan hingga belasan ribu yang berasal dari Aceh hingga Papua.

Demam bersepeda seakan menjalar di penjuru negeri. Sepeda menjadi trend dan gaya hidup. Toko sepeda laku keras. Berbagai jenis sepeda mulai dari sepeda gunung, onthel sampai sepeda lipat kini banyak dijumpai dijalan-jalan.

Bahkan sebuah produsen sepeda berani mengeluarkan sepeda edisi khusus bike to work dan ratusan orang rela untuk indent untuk mendapatkan sepeda jenis lipat ini. Efek yang ditimbulkan oleh gerakan ini sangat luar biasa.

Selanjutnya – sudah setahun terakhir ini - Bike To Work bekerjasama dengan pemerintah DKI Jakarta menyelenggarakan Car Free Day alias Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HKBP) di Jalan Sudirman – Thamrin. Waktunya setiap hari minggu pada minggu terakhir setiap bulan.

Di jalan ini pada jam 06.00 – 10.00 tidak boleh dilewati oleh kendaraan bermotor. Hanya sepeda dan orang yang berjalan kaki (jogging) yang boleh melewatinya. Selain itu di kawasan ini dimanfaatkan anak-anak untuk olahraga seperti futsal dan bulutangkis.

Car Free Day di bunderan HI


Belakangan berlaku juga untuk wilayah Jakarta lainnya. Kota lain yang menyelenggarakan Car Free Day adalah Kota Bogor. Bahkan di Kota hujan ini diadakan setiap hari minggu di jalan utama.

Untuk tahun 2010, Bike To Work bersama pemerintah DKI Jakarta merencanakan akan membuat jalur sepeda dibeberapa jalan utama ibukota. Demikian pula Pemerintah Kota Bekasi akan membuat jalur sepeda sepanjang sungai Kalimalang.

Ada usulan agar di setiap halte Busway disediakan tempat parkir sepeda yang berfungsi sebagai tempat transit. Ada juga usulan dari Bike To Work Chapter Bogor agar dibuatkan gerbong kereta api khusus pesepeda.

Kini, sepeda sudah menjadi gaya hidup yang ramah lingkungan.
Setiap kayuhan sepeda menjadi begitu berarti untuk mengurangi polusi.
Setiap tetes keringat menjadi pengganti BBM yang sudah menipis.

Semoga apa yang diprakasai oleh Om Toto menjadi inspirasi setiap orang untuk berbuat sesuatu terhadap lingkungannya.

Inilah Aturan Saat Bersepeda Di Jalan Raya Yang Pelu Anda Ketahui

Jalan raya merupakan salah satu jalur yang biasa dilalui pada pesepeda. Hanya saja semua sudah tahu bahwa jala raya merupakan jalan yang dilalui berbagai kendaraan bermotor baik roda dua, roda empat, roda enam, maupun lebih. Anda jangan coba-coba iseng balap sepeda dengan teman-teman Anda karena resikonya sangat besar.

Bahaya sekali jika Anda tidak mentaati perturan yang berlaku dijalan raya ini. Silahkan simak peraturan bersepeda di jalan raya sebagaimana yang dipaparkan oleh b2w-indonesia.or.id berikut ini.
  • Patuhi semua aturan dan rambu-rambu lalu lintas
  • *Bersepeda dengan arah yang sama dengan arah lalu lintas. Jangan melawan arah!
  • Share the road! Berbagilah jalan dengan pengguna jalan lainnya.
  • Gunakan tangan dan lengan untuk memberi sinyal.
  • Gunakan lampu berwarna putih untuk bagian depan dan lampu dan/atau reflektor merah di bagian belakang sepeda.

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Bersepeda di Jalan Raya
1. Berbagi Jalan
  • Sepeda adalah kendaraan. Karenanya harus berlaku dan bersikap sebagaimana kendaraan di jalan raya.
  • Aturan dan rambu-rambu lalu lintas yang berlaku harus dipatuhi oleh pengguna sepeda.
  • Bersepeda di jalur paling kiri, searah dengan arus lalu lintas.
  • Hormati pejalan kaki dan pengguna kursi roda. Tuntun sepeda bila menggunakan fasilitas mereka.
2. Rambu-rambuLalu Lintas dan Sinyal
  • Patuhi semua rambu berhenti. Jangan langgar lampu merah dan patuhi marka dan garis batas.
  • Perhatikan arus sebelum berganti jalur dan berikan sinyal/tanda saat akan berbelok; beri tanda bagi maksud anda, baru lakukan.
  • Selalu waspada dan perhatikan hal-hal yang terjadi di jalan raya. Sesuaikan posisi bersepeda anda dengan apa yang terjadi.
3. Keamanan/ Safety
  • Bila jalur bersepeda anda terlalu sempit dan kecepatan anda sama dengan kendaraan bermotor lainnya, beradalah di depan mereka hingga lebar jalur cukup lebar untuk berbagi kembali. Bila anda tidak yakin dengan hal ini, minggir dan berhentilah serta berikan jalan kepada mereka.
  • Selalulah berada dalam posisi yang mudah terlihat serta selalu mudah diprediksi oleh pengguna jalan lainnya; kenakan pakaian berwarna cerah dan menyala serta berikan tanda saat berbelok.
  • SELALULAH mengenakan helmet. Tidak ada kata kompromi untuk yang satu ini
  • Gunakan lampu sepeda terutama saat waktu telah gelap. Lampu warna putih untuk bagian depan sepeda, reflektor dan lampu warna merah untuk bagian belakang sepeda. Bila perlu, gunakan lampu belakang saat kapanpun anda bersepeda di jalan raya, baik waktu terang maupun gelap.
Terima kasih
Atas kunjungan Anda

Sebarkan info ini jika menurut Anda bermanfaat.
Tinggalkan komentar atau tanggapan Anda disini.

Ternyata Bersepeda Juga Ada Undang-undangnya

Ternyata ada juga undang-undang terkait bersepeda, apakah Anda sudah tahu?Seperti apa uraian undang-undang bersepeda? Simak uraian di bawah ini.

Inilah undang-undang bersepeda sebagaimana dikutip dari b2wbogor.org yang bisa Anda simak.

Berikut ini adalah pasal-pasal terkait sepeda pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 22 TAHUN 2009

TENTANG

LALULINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Pasal 25

(1) Setiap Jalan yang digunakan untuk Lalu Lintas umum wajib dilengkapi dengan perlengkapan Jalan berupa:

g. fasilitas untuk sepeda, Pejalan Kaki, dan penyandang cacat;

Pasal 45

(1) Fasilitas pendukung penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan meliputi:

b. lajur sepeda;

Pasal 62

(1) Pemerintah harus memberikan kemudahan berlalu lintas bagi pesepeda.

(2) Pesepeda berhak atas fasilitas pendukung keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran dalam berlalu lintas.

Pasal 106

(2) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalanwajib mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki dan pesepeda.

Paragraf 8

Kendaraan Tidak Bermotor

Pasal 122

(1) Pengendara Kendaraan Tidak Bermotor dilarang:

dengan sengaja membiarkan kendaraannya ditarik oleh Kendaraan Bermotor dengan kecepatan yang dapat membahayakan keselamatan;

mengangkut atau menarik benda yang dapat merintangi atau membahayakan Pengguna Jalan lain; dan/atau

menggunakan jalur jalan Kendaraan Bermotor jika telah disediakan jalur jalan khusus bagi Kendaraan Tidak Bermotor.

(2) Pesepeda dilarang membawa Penumpang, kecuali jika sepeda tersebut telah dilengkapi dengan tempat Penumpang.

Pasal 123

Pesepeda tunarungu harus menggunakan tanda pengenal yang ditempatkan pada bagian depan dan belakang sepedanya.

Pasal 284

Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan tidak mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki atau pesepeda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).

Pasal 310

(1) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).

(2) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan Kendaraandan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (3), dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah).

(3) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yangkarena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

(4) Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).

Pasal 311

(1) Setiap orang yang dengan sengaja mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan cara atau keadaan yang membahayakan bagi nyawa atau barang dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).

(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2), pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp4.000.000,00 (empat juta rupiah).

(3) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (3), pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)tahun atau denda paling banyak Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah).

(4) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)m engakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat(4), pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).

(5) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengakibatkan orang lain meninggal dunia, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas)tahun atau denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).

Pasal 312

Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang terlibat Kecelakaan Lalu Lintas dan dengan sengaja tidak menghentikan kendaraannya, tidak memberikan pertolongan, atau tidak melaporkan Kecelakaan Lalu Lintas kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 231 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c tanpa alasan yang patut dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah).

Bagaimana tangapan atau komentar Anda.

Apakah menurut Anda undang-undang bersepeda ini bikin ribet para penghobi sepeda? Tanggapi disini.

Seputar Balap Sepeda

Sudah hamir dua abad, ternyata sudah sangat lama sekali perkembangan sepeda di duni. Lantas tahun berapa sepeda diciptakan? Anda akan menemukannya sebentar lagi. Bahkan Anda bisa melihat perkembangan seputar balap sepeda.

Menarik untuk Anda simak apa yang dimuat oleh ponxviii-riau.com, mengenai kapan sepeda ciptakan? Anda juga bisa mengenal 4 cabang olahraga sepeda dalam ajang olimpiade.

Semenjak diciptakan tahun 1817, sepeda menjadi alat transportasi.
Mulanya, roda depan sepeda berukuran lebih besar daripada roda di bagian belakang heheh aneh bukan jika diterawang pada zaman sekarang. Oleh karena itu posisi rider sedikit terangkat dan hal itu sangatlah berbahaya karena sepeda menjadi sulit untuk dikendalikan.
Pada tahun 1885, J.K. Starley dari Inggris melengkapi sepedanya dengan rantai dan gerigi yang memungkinkan kedua roda untuk berukuran sama.
Meskipun lomba balap sepeda sudah diadakan sejak lama tetapi penciptaan sepeda – sepeda baru memacu pengadaan lomba balap sepeda sebagai o

lahraga.

Cabang bersepeda dalam ajang Olimpiade terdiri dari empat kelas :

1. Road (jalan)
2. Track
3. Mountain Biking (sepeda gunung) dan
4. BMX.

A. Sepeda BMX

Bicycle Motocross ( BMX ) dimulai pada akhir tahun 60an di California, bersamaan saat olahraga Motocross mulai populer di Amerika.
Versi motor ini menjadi inspirasi untuk versi tenaga manusia.
Anak – anak dan remaja yang mempunyai semangat tetapi tidak mempunyai sarana untuk berpartisipasi dalam ajang motocross, akhirnya megadakan perlombaan balap sepeda untuk kalangan mereka dengan merancang rintangan serta sepeda mereka sendiri.

Mereka bahkan melengkapi diri dengan kostum dan alat -alat pelindung seperti yang digunakan oleh para pembalap motocross.
Dapat terlihat dengan jelas alasannya kenapa olahraga ini menjadi populer dengan cepat, khususnya di California.

Pada awal tahun 70an, sebuah perkumpulan BMX pun didirikan di Amerika.Hal ini resmi dianggap sebagai awal mula dari balap BMX. Seiring berjalannya waktu, olahraga ini pun akhirnya menyebar ke segala penjuru dunia, khususnya di Eropa pada tahun 1978.

Pada bulan April 1981, Federasi Internasional BMX didirikan dan Kejuaraan pertama pun dilaksanakan pada tahun 1982. BMX dengan cepat berkembang sebagai olahraga yang unik dan setelah beberapa tahun, peraturan – peraturan yang ada makin terlihat kesamaannya dengan olahraga bersepeda dari pada dengan motocross.

Sejak Januari 1993, BMX sepenuhnya bergabung dengan International Cycling Union (UCI). Pada tanggal 29 Juni 2003, Intenational Olympic Committee (IOC) memutuskan untuk mengikut sertakan BMX pada Olimpiade Beijing 2008 di Cina.

Kompetisi

Perlombaan BMX diadakan di sirkuit seluas 350 meter yang di dalamnya terdapat banyak halangan dan rintangan.
Delapan pembalap akan berlomba dengan empat pembalap teratas akan secara otomatis masuk ke babak selanjutnya
( babak penyisihan, perempat final, semi final dan final ).

Kelas yang dipertandingkan

* Perorangan Putra

* Perorangan Putri

B. Road

Seorang Pandai besi dari Skotlandia, Kirkpatrick MacMillan menambahkan pedal dan mekanisme pengungkit untuk mempermudah rider dalam mengendarai sepeda. Sebelumnya, rider sepeda harus mendorong sepeda mereka dengan kaki…. hahaha mirip flintstone. Hal tersebut dinilai kurang efektif untuk dilombakan.

Tahun 1880 – an, sepeda kembali mengalami perkembangan dengan dikembangkannya sistem rantai dan gerigi. Dengan demikian, bentuknya pun semakin ramping, seperti bentuk sepeda sekarang. Pada saat itu, atlet dan perancang sepeda berlomba – lomba untuk membuat sepeda yang bisa berjalan lebih cepat lagi.

Pada Olimpiade pertama tahun 1896, untuk kelas Road Race diadakan di jalur maraton. Para rider harus menyelesaikan dua lap dengan total 87 kilometer. Satu abad kemudian barulah para wanita diperbolehkan untuk ikut berpartisipasi., yaitu tahun 1984. Dan 12 tahun kemudian, di Olimpiade ‘96 Atlanta, kelas Time Trial diperkenalkan.

Kompetisi

Road race dan Time Trial untuk putra dan putri kini terdiri dari empat kelas yang menyusun program Road Race Olimpiade.

Road Race dimulai dengan start massal. Jarak lari untuk putra sejauh 239 km dan untuk Putri sejauh 120 km. Untuk Time Trial, lamanya dihitung berdasarkan waktu, dimulai dengan 90 detik interval.
Jaraknya sendiri untuk putra mencapai 46,8 km dan untuk putrid 31,2 km.

Kelas yang dipertandingkan

* Putra:

-Road Race Perorangan
-Time Trial Perorangan

* Putri:

-Road Race Perorangan
-Time Trial Perorangan

C. Cycling Track

Bagi orang awam, balap sepeda ( road race ) dan bersepeda gunung lebih dikategorikan pada olahraga sepeda sedangkan Track Cycling tidak. Dalam Track cycling, rider hanya mengelilingi jalur dengan kemiringan hingga 42 derajat, disebut juga dengan Velodrom. Helm, pakaian dan sepeda yang digunakan sangat berbeda dengan sepeda yang digunakan untuk balap pada umumnya, lebih menyerupai kostum dari film luar angkasa, penciptaan sepeda – sepeda aerodinamis pun dimulai. Sepeda -sepeda tersebut menawarkan kecepatan yang luar biasa, walaupun begitu, sepeda tersebut tidak dapat melakukan manuver tertentu sehingga akan menjadi sedikit kaku dalam balap sepeda dengan jumlah peserta yang lebih banyak atau ramai.

Olimpiade tahun 1984 di Los Angeles, teknologi pada cabang ini mulai diperkenalkan seperti: spokeless dan piringan roda carbon-fibre. Revolusi lain terjadi pada Olimpiade 1992, Barcelona, di mana Chris Boardman dari Inggris memenangkan medali emas pertama Inggris untuk cabang olahraga sepeda sejak tahun 1920.
Ia memecahkan rekor dunia dengan menggunakan sepeda yang sepenuhnya terbuat dari carbon – fibre serta aerodynamic cross – sections yang beratnya tidak lebih dari sembilan kilo. Track Cycling kembali berkembang, Time Trial untuk Putri berjarak 500 meter dan untuk Putra terdapat kelas baru yaitu Keirin, Madison dan Olympic Sprint Race.

Kompetisi

Seluruh program mencakup kelas perorangan, tim, sprint, endurance race, pursuits, time trials dan first-over-the-line finishes. Untuk time trial, sprint, individual pursuit dan points race tersedia untuk kelas putra dan putri sedangkan untuk 4000 m team pursuit, Madison, Keirin dan Olympic sprint hanya untuk putra.

* Madison: dimulai dengan start massal dan sejumlah tim yang terdiri dari dua rider. Serupa dengan point race untuk tim, dengan diberikannya nilai kepada pengedara yang berhasil menyelesaikan lomba. Saat lomba, hanya satu rider saja yang berada pada jalur, berkeliling sejumlah lap baru kemudian bertukar posisi dengan rider setimnya.

* Keirin: jarak yang harus ditempuh 2000 meter. Pada awal lomba, para rider berjalan dibelakang sebuah motor yang akan berjalan sejauh 1400 meter. Kemudian motor tersebut akan menepi, pada saat itu juga para rider akan melakukan sprint hingga garis akhir. Pada awalnya Keirin lebih banyak dilakukan secara tradisional di Jepang. Di sana, olahraga tersebut telah dilakukan secara profesional selama 20 tahun.

* Olympic Sprint merupakan olahraga tim sprint. Masing – masing tim terdiri dari tiga rider. Dua tim akan saling berhadapan, dimulai dari arah yang berlawanan dengan tujuan adalah menangkap tim lawan atau menyelesaikan tiga putaran tercepat. Setiap rider harus memimpin tim mereka masing – masing satu putaran.

Kelas yang dipertandingkan

* Putra:

- Pursuit Perorangan
- Keirin
- Madison
- Olympic Sprint
- Points Race
- Sprint Perorangan
- Tim Pursuit (4000m)

* Putri:

- Pursuit
- Points Race
- Sprint

D. Mountain Bike

Mountain Biking ( MTB ) masuk program Olimpiade pertama kali pada ajang Olimpiade Atlanta, 1996.
Pada saat itu, olahraganya sendiri telah berumur 40 tahun lebih.
Di mulai pada tahun 1953, ketika seorang mahasiswa mengubah sepedanya dan mencoba mengendarainya di sebuah bukit.
Kompetisi pertama diadakan di luar San Fransisco.

Diakuinya Mountain Biking sebagai salah satu cabang olahraga sepeda karena usaha dari Velo Club Mount Tamalpais.
Mereka menciptakan lomba Repack Downhill yang diadakan secara rutin antara tahun 1976 dan 1979 dari jembatan Golden Gate hingga San Fransisco.
Kompetisi tersebut pun menarik banyak rider dari segala penjuru bahkan media massa.

Oleh anak – anak muda, olahraga ini dianggap sebagai olahraga yang keren dan extreem.
Pada tahun 1990, olahraga tersebut menjadi olahraga profesional lengkap dengan Kejuaraan Dunia nya.

Kompetisi

Lebih banyak dilakukan di bukit yang sedikit terjal, bahkan terkadang pada jalur gunung namun biasanya pada jalur alam.
Para rider diharuskan melakukan manuver untuk melewati pepohonan, cabang – cabang pohon, bebatuan dan bahkan sungai – sungai kecil.

Untuk Putra jarak yang harus ditempuh sejauh 40 dan 50 km.
Untuk Putri sejauh 30 – 40 km.
Jarak yang akan ditempuh baru akan dipastikan pada malam sebelum kompetisi, ketika para panitia memperkirakan kondisi cuaca dan waktu tercepat yang dibutuhkan untuk menyelesaikan lomba, 2 jam 15 menit bagi putra dan 2 jam untuk putri.
Dalam kompetisi, untuk putra harus menyelesaikan 6 hingga 7 putaran, sedangkan untuk putri 5 hingga 6 putaran.

Kelas yang dipertandingkan

* Cross – country putra

* Cross – country putri

Sejarah Balap Sepeda




Balap sepeda yang selama ini Anda saksikan memang rasanya mengasikkan. Tapi...apakah Anda tahu sejarah atau seluk beluk perkembangan balap sepeda?

Balap sepeda hingga saat ini banyak dikompetisikan dari mulai tingkat internasional, nasional maupun lokal. Bahkan pada saat moment HUT RI pun kadang ada yang menyelenggarakan balap sepeda.

Inilah sejarah balap sepeda di Indonesia

Balap Sepeda sebagaimana diungkapkan zonasepeda.com, sebetulnya sudah cukup lama dikenal di Indonesia, bahkan jauh sebelum Perang Dunia II sudah ada beberapa pembalap sepeda yang dibiayai oleh kaum pengusaha : seperti perusahaan Tropical, Triumph, Hima, Mansonia dan lain-lain. Mereka dapat dikategorikan sebagai pembalap sepeda profesional.

Padahal waktu itu masih jaman penjajahan Belanda. Memang perkembangan olahraga Balap Sepeda cukup menguntungkan.

waktu itu, khususnya kota Semarang menjadi pusat kegiatan Balap Sepeda. Oleh arsitek Ooiman dan Van Leuwen didirikanlah sebuah velodrome. Velodromen dalam bahasa Belanda disebut Wielerband, atau "Pias" dalam bahasa Indonesia.

Pada jaman Jepang boleh dikatakan kegiatan Balap Sepeda terhenti. Baru ketika kemerdekaan diproklamasikan, para penggemar Balap Sepeda kembali mencoba mempopulerkan. Meski belum terorganisir dalam satu wadah, tetapi secara perseorangan kegiatan olahraga Balap Sepda nampak berkembang kembali. Sebagai contoh terbukti ketika PON II/1951 berlangusng di Jakarta, Balap Sepeda termasuk cabang olahraga yang diperlombakan.

Ikatan Sport Sepeda Indonesia atau disingkat ISSI baru didirikan tepat pada hari peringatan Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei 1956 di kota Semarang. Sebelum itu di tahun 1951, beberapa daerah sudah memiliki perkumpulan-perkumpulan Balap Sepeda, seperti : Yogyakarta, Solo, Surabaya, Semarang, Jakarta, Medan, Manado dan Bandung. Terbentuklah perkumpulan-perkumpulan Balap Sepeda, yaitu :

- ISSS : Ikatan Sport Sepeda Semarang
- PBSD : Persatuan Balap Sepeda Djakarta
- ISSJ : Ikatan Sport Sepeda Jogjakarta
- IPSS : Ikatan Pembalap Sepeda Solo
- PSBS : Perkumpulan Sepeda Balap Surabaya
- PBMS : Perkumpulan Balap Sepeda Medan dan Sekitarnya
- Super Jet : Perkumpulan Balap Sepeda dari Bandung
- PSBM : Perkumpulan Sepeda Balap Manado.

Jawa Tengah yang sejak semula memang menjadi pusat kegiatan olahraga Balap Sepeda di tanah air, terutama di kota Semarang dengan Ikatan Sport Sepeda Indonesia, merupakan sumber inspirasi kelahiran ISSI. Hal ini bertitik tolak atas keinginan untuk mempersatukan perkumpulan yang ada di seluruh Indonesia, agar pembinaan Balap Sepeda secara nasional dapat lebih mudah dilakukan.

Gerakan ini didahului dengan lahirnya ROSBADT, kependekan dari Rombongan Sepeda Balap Djawa Tengah. Impian dan harapan mereka menjadi kenyataan, ketika menjelang bulan Mei 1956 di kota Semarang terbentuklah Panitia Penyelenggara Kongres dan Kejuaraan Nasional yang pertama. Kegiatan ini mendapat dukungan pejabat, baik di kalangan sipil maupun militer, yang sanggup berperan serta dalam Kongres maupun Kejurnas ISSI.

Pada tanggal 20 Mei 1956, selama empat hari penuh diadakan sidang yang dihadiri oleh organisasi-organisasi Balap Sepeda dari Semarang, Jakarta, Solo, Surabaya, Bandung, Medan dan Manado yang menetapkan Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) merupakan organisasi pusat dari seluruh perkumpulan Balap Sepeda di Indonesia, yang berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta Amatirisme.

Tercatat dalam data, sebagai Ketua Umum PB. ISSI adalah sebagai berikut :
- S. Soeroso, Ketua Umum 1 dan pendiri PB. ISSI dari tahun 1956 - 1969.
Periode I - 1956 - 1958 - Letkol S Soeroso.
Periode II - 1958 - 1960 - Letkol S Soeroso.
Periode III - 1960 - 1963 - Letkol S Soeroso.
Periode IV - 1963 - 1967 - Letkol S Soeroso.
Periode V - 1967 - 1969 - Letkol S Soeroso.
Periode VI - 1969 - 1971 - Komodor (L) R. Soehardjo.
Periode VII - 1971 - 1973 - Brig Jend (Purn) Drs. Gatot Suwagio.
Periode VIII - 1973 - 1977 - Brig Jend (Purn) Drs. Gatot Suwagio.
Periode IX - 1978 - 1982 - Brig Jend (Purn) Drs. Gatot Suwagio.
Periode X - 1983 - 1987 - Harry Sapto.
Periode XI - 1987 - 1991 - Harry Sapto.
Periode XII - 1991 - 1996 - Harry Sapto.
Periode XIII - 1996 - 2003 - Harry Sapto.
Periode XIV - 2003 - 2007 - Harry Sapto.
Periode XV - 2008 - 2012 - Phanny Tanjung.


Artiket terkait lainnya :

Seputar Balap Sepeda